Bandung Barat dalam Statistik, Angka Kemiskinan Tinggi, Tingkat Sekolah Rendah, dan Ancaman Sesar Lembang
Zona kerentanan tinggi di Bandung Barat, tantangan besar bagi pembangunan. Sumber: Instagram/ landuse.id

Bandung Barat dalam Statistik: Angka Kemiskinan Tinggi, Tingkat Pendidikan Rendah, dan Ancaman Sesar Lembang

Diposting pada

KoranBandung.co.id – Bandung Barat kini menghadapi ancaman serius dari segi ekonomi dan lingkungan yang dapat berdampak luas bagi penduduk setempat.

Jumlah penduduk Bandung Barat mencapai 1.859.640 jiwa, dengan tingkat kemiskinan yang cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Barat tahun 2023, 10,52% dari jumlah penduduk atau sekitar 179.430 jiwa tergolong miskin.

Rata-rata lama sekolah penduduk Bandung Barat hanya mencapai 7,86 tahun. Angka ini setara dengan kelas 1 SMP, menunjukkan bahwa akses dan kualitas pendidikan masih menjadi tantangan besar.

Tidak hanya dari segi sosial ekonomi, Bandung Barat juga menghadapi risiko lingkungan yang signifikan. Sebanyak 14.000 hektare atau 10,84% dari total wilayah masuk dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Tinggi.

Data dari PVMBG tahun 2022 menunjukkan bahwa 618,40 hektare dari wilayah tersebut telah menjadi kawasan terbangun. Ini meningkatkan risiko terhadap bangunan dan infrastruktur, mengingat daerah ini rentan terhadap gerakan tanah.

Ancaman lain yang tak kalah serius adalah potensi gempa besar dari Sesar Lembang. BMKG pada tahun 2017 memperingatkan bahwa sesar ini bisa memicu gempa berkekuatan hingga 7,2 Magnitudo.

Potensi bencana ini tidak hanya mengancam keselamatan penduduk tetapi juga dapat menghancurkan infrastruktur yang ada. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan di Bandung Barat terus meningkat, namun seringkali tidak memperhatikan aspek mitigasi bencana. Peningkatan kawasan terbangun di wilayah rentan memperbesar potensi kerugian saat bencana terjadi.

Pemerintah daerah telah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mitigasi bencana. Namun, upaya ini perlu didukung dengan tindakan konkret seperti penguatan infrastruktur dan perencanaan tata ruang yang lebih baik.

Pendidikan juga menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan sosial ekonomi di Bandung Barat. Dengan rata-rata lama sekolah yang rendah, banyak penduduk yang sulit keluar dari jerat kemiskinan.

Peningkatan akses pendidikan dan kualitas pembelajaran diharapkan mampu menciptakan sumber daya manusia yang lebih kompetitif dan sejahtera. Program-program pemerintah seperti beasiswa dan pelatihan keterampilan perlu dioptimalkan untuk mencapai tujuan ini.

Selain itu, penanganan masalah kemiskinan memerlukan pendekatan yang lebih terintegrasi. Program bantuan sosial perlu disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat, terutama di daerah yang paling terdampak kemiskinan.

Bandung Barat memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi daerah yang maju dan sejahtera. Namun, untuk mencapai itu, tantangan yang ada perlu diatasi dengan kebijakan yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak.

Pemerintah, swasta, dan masyarakat harus bersinergi dalam membangun Bandung Barat yang lebih baik. Mitigasi bencana, peningkatan pendidikan, dan pengentasan kemiskinan harus menjadi prioritas utama dalam pembangunan daerah ini.***