KoranBandung.co.id – Banjir di kawasan Gedebage, Kota Bandung, masih menjadi ancaman meskipun telah ada kolam retensi yang dibangun. Penyebab utama terjadinya banjir adalah aliran Sungai Cipamulihan yang menyempit. Hal ini menyebabkan volume air melebihi kapasitas kolam retensi yang ada, yakni 5.425 meter kubik. Selain itu, rumah pompa yang memiliki kapasitas 150 liter per detik tidak mampu mengatasi intensitas hujan yang tinggi, membuat banjir menjadi masalah yang belum teratasi sepenuhnya.
Banjir yang melanda Gedebage telah menjadi isu yang terus disorot oleh warga setempat dan pihak berwenang. Kendati telah ada upaya untuk mengurangi dampak banjir, seperti pembangunan kolam retensi dan rumah pompa, masalah penyempitan aliran sungai tetap menjadi tantangan besar. Pemerintah Kota Bandung, melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM), pun tak tinggal diam dalam mengatasi permasalahan ini.
Proyek kolam retensi yang telah dibangun di Gedebage dengan kapasitas 7.000 meter kubik diharapkan dapat membantu menampung lebih banyak air. Kolam ini dilengkapi dengan rumah pompa untuk mempercepat proses pemompaan air saat terjadi hujan deras. Kendati demikian, proyek tersebut belum mampu sepenuhnya mengatasi masalah, karena kapasitas yang ada belum mencukupi untuk menangani volume air yang terlalu besar.
Di samping itu, pembangunan kolam retensi kedua di kawasan Gedebage juga diiringi dengan rencana penambahan fasilitas serupa di sekitar Jalan Rumah Sakit. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa sistem penampungan air dapat lebih optimal dalam mengurangi dampak banjir. Meskipun hujan deras sering kali menjadi pemicu utama banjir, upaya pencegahan seperti ini diharapkan dapat memberikan efek positif dalam jangka panjang.
Selain upaya di Gedebage, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga juga tengah membangun kolam retensi lain di Kecamatan Cibiru. Kolam retensi ini akan memiliki kapasitas 8.000 meter kubik dan diharapkan dapat mengurangi genangan air di kawasan tersebut. Proyek ini menjadi salah satu dari sekian banyak langkah yang diambil oleh pemerintah Kota Bandung untuk menangani masalah banjir yang kerap melanda berbagai titik di kota ini.
Penanaman pohon juga menjadi bagian dari upaya mitigasi banjir yang dilakukan oleh pemerintah. Penanaman pohon di kawasan Ciporeat, misalnya, dimaksudkan untuk mengurangi laju aliran air dan meningkatkan daya serap tanah terhadap air hujan. Dengan demikian, diharapkan adanya penurunan volume air yang masuk ke saluran drainase yang ada, sehingga potensi terjadinya banjir dapat dikurangi.
Meski berbagai upaya telah dilakukan, banjir di Kota Bandung, khususnya di kawasan Gedebage, masih menjadi permasalahan yang belum sepenuhnya tuntas. Namun, upaya yang dilakukan oleh pemerintah, seperti pembangunan kolam retensi dan rumah pompa, telah berhasil mengurangi durasi dan intensitas banjir di beberapa titik. Dampaknya mulai dirasakan oleh warga yang sebelumnya kerap terjebak banjir dalam waktu yang lebih lama.
Pembangunan kolam retensi dan fasilitas penanggulangan banjir lainnya ini menjadi bukti bahwa pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk mengurangi dampak bencana alam yang merugikan warga. Meskipun demikian, masih dibutuhkan lebih banyak kolam retensi dan sistem drainase yang lebih baik untuk mengatasi masalah banjir secara menyeluruh.***