Danau Cirata Purwakarta Penuh Eceng Gondok, Warga Bahkan Bisa Berjalan di Atasnya
Eceng gondok memenuhi Danau Cirata, Purwakarta, hingga menyerupai lapangan hijau. Foto: Instagram/@infopurwakarta

Danau Cirata Purwakarta Penuh Eceng Gondok, Warga Bahkan Bisa Berjalan di Atasnya

Diposting pada

KoranBandung.co.id – Danau Cirata di Purwakarta kembali menjadi sorotan akibat invasi eceng gondok yang semakin meluas di area KJA (Keramba Jaring Apung) Rawataal dan sekitarnya.

Tumbuhan air ini telah memenuhi permukaan danau hingga menyerupai hamparan lapangan hijau yang sangat padat.

Fenomena ini memunculkan berbagai adaptasi unik dari warga sekitar untuk beraktivitas. Salah satunya adalah berjalan di atas eceng gondok dengan bantuan pelampung rakitan.

Meski terlihat mudah dan efisien, cara ini dianggap cukup berbahaya karena risiko terpeleset dan jatuh ke air selalu mengintai.

Eceng gondok memiliki kemampuan berkembang biak yang sangat cepat. Dalam waktu 5 hingga 15 hari, populasinya dapat menggandakan diri, terutama di perairan dengan kandungan nutrisi tinggi.

Nutrisi ini biasanya berasal dari limbah rumah tangga, pertanian, atau industri yang masuk ke perairan tanpa pengelolaan yang baik.

Di Danau Cirata, eceng gondok yang meluas menjadi ancaman serius bagi ekosistem dan aktivitas masyarakat.

Kehadiran tumbuhan ini telah menutupi permukaan air dan menyebabkan berkurangnya kadar oksigen terlarut, yang berdampak negatif pada kehidupan biota air.

Ikan, yang menjadi sumber mata pencaharian utama warga, kini menghadapi risiko besar akibat kondisi ini.

Seorang warga di sekitar Danau Cirata terlihat berjalan di atas eceng gondok dengan memanfaatkan pelampung yang dirakit secara sederhana.

Pelampung ini digunakan untuk menjaga keseimbangan saat melintasi hamparan tumbuhan yang memenuhi danau.

Langkah tersebut, meski inovatif, menyimpan potensi bahaya jika eceng gondok yang diinjak tidak cukup kuat menahan beban.

Ledakan populasi eceng gondok di Danau Cirata juga memicu kerusakan ekosistem yang lebih luas. Selain mengganggu aktivitas perikanan, tumbuhan ini memperburuk sedimentasi dan menurunkan kapasitas danau untuk menampung air.

Dampak jangka panjangnya bisa sangat serius, terutama jika tidak ada langkah penanganan yang segera dilakukan.

Pakar lingkungan menyebutkan bahwa salah satu penyebab utama ledakan eceng gondok adalah pencemaran dari limbah domestik dan industri.

Kandungan nitrogen dan fosfor dalam limbah ini menjadi sumber makanan utama bagi eceng gondok untuk berkembang biak dengan cepat.