Kota Bandung dalam Pengelolaan Sampah 2025
Penanganan sampah di Pasar Induk Caringin, Bandung, menjadi fokus utama pengelolaan lingkungan. Sumber: Instagram/infobandungraya.

Seperti Apa Kota Bandung dalam Pengelolaan Sampah 2025?

Diposting pada
iklan fif batujajar

KoranBandung.co.id – Pengelolaan sampah di Kota Bandung terus menjadi perhatian utama pemerintah setempat, terutama dalam menghadapi tantangan lingkungan yang semakin kompleks.

Pada Desember 2024, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudy Prayudi, memaparkan berbagai pencapaian dan tantangan dalam pengelolaan sampah di kota ini.

Ia menekankan bahwa peningkatan pengelolaan sampah di sumbernya menjadi prioritas untuk mengurangi volume sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Bajing.

Saat ini, salah satu fokus utama adalah penanganan tumpukan sampah di Pasar Induk Caringin. Volume sampah di sana mencapai 4.000 meter kubik, dan pengelola pasar diwajibkan untuk mengosongkan sampah tersebut dalam waktu 14 hari.

Selain itu, pengelola juga harus menyelesaikan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagai bagian dari kewajiban mereka.

Jika kewajiban ini tidak dipenuhi, sanksi lebih berat, termasuk pembekuan izin, akan diberlakukan.

Penjabat Wali Kota Bandung, A. Koswara, menegaskan perlunya strategi baru dalam pengelolaan sampah untuk tahun 2025.

Ia menyebutkan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk meningkatkan efektivitas Kawasan Bebas Sampah (KBS) di tingkat kecamatan dan RW.

Koswara menekankan pentingnya menetapkan target yang jelas untuk setiap program yang dijalankan. Ia menyatakan bahwa DLH dan dinas terkait harus menyusun program konkret untuk 2025, termasuk pemilahan sampah yang lebih efektif.

Dalam upaya ini, pembentukan klaster pengelolaan sampah di berbagai wilayah akan menjadi salah satu fokus utama. Evaluasi kinerja yang berbasis data juga akan diterapkan untuk memastikan setiap langkah yang diambil dapat diukur secara objektif.

Dudy Prayudi menambahkan bahwa pengelolaan sampah di Kota Bandung memerlukan pendekatan yang holistik dan integratif.

Ia mengakui bahwa meskipun telah ada kemajuan, masih banyak yang perlu dilakukan untuk mencapai pengelolaan sampah yang optimal.

Langkah-langkah yang direncanakan meliputi peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, serta penerapan teknologi baru yang dapat membantu dalam pengolahan sampah.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, diharapkan Kota Bandung dapat menjadi model bagi kota-kota lain dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan.

Koswara juga menyoroti perlunya integrasi antara program pengelolaan sampah dengan program lingkungan lainnya. Ia berharap bahwa dengan pendekatan yang lebih terpadu, hasil yang dicapai dapat lebih maksimal.

Dalam jangka panjang, pemerintah Kota Bandung berkomitmen untuk terus memperkuat kapasitas pengelolaan sampah, termasuk pengembangan infrastruktur dan sumber daya manusia yang terlatih.

Upaya ini juga didukung oleh pengembangan sistem pemantauan dan evaluasi yang lebih canggih, yang memungkinkan pemerintah untuk terus memperbaiki kebijakan dan strategi berdasarkan data dan analisis yang akurat.

Koswara mengakhiri dengan menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari semua pihak.

Ia mengajak seluruh warga Kota Bandung untuk bersama-sama menjaga kebersihan kota dan mendukung setiap upaya pemerintah dalam mewujudkan kota yang lebih bersih dan sehat.***