Viral Aksi Pemalakan di Jalan Talaga Bodas Bandung, Berakhir Damai di Mapolsek Lengkong
Pelaku pemalakan diamankan di Mapolsek Lengkong, Bandung. Sumber: Instagram/@sadyah_st.

Viral Aksi Pemalakan di Jalan Talaga Bodas Bandung, Berakhir Damai di Mapolsek Lengkong

Diposting pada
iklan fif batujajar

KoranBandung.co.id – Sebuah video aksi pemalakan di Jalan Talaga Bodas, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, menjadi viral di media sosial.

Rekaman tersebut memperlihatkan seorang pria tak dikenal menghampiri sebuah mobil sambil membawa senjata tajam, memicu ketegangan di lokasi.

Warga sekitar dan pihak kepolisian dengan sigap membantu menangani insiden tersebut hingga pelaku berhasil diamankan.

Kejadian bermula saat seorang pengguna Instagram dengan akun @sadyah_st membagikan pengalamannya pada Sabtu, 25 Januari 2025.

Ia menceritakan bagaimana mobilnya tiba-tiba dihadang oleh seorang pria yang diduga membawa senjata tajam di tangan kanannya.

Dalam unggahan tersebut, ia juga mengungkap bahwa peristiwa itu terjadi ketika ia bersama keluarganya sedang melintas di kawasan tersebut.

Tindakan pelaku yang mengintimidasi korban dengan membawa senjata tajam langsung memicu respons warga sekitar.

Tak hanya menyaksikan, warga turut membantu korban untuk mengejar pelaku hingga akhirnya pria tersebut berhasil diamankan.

Video lanjutan menunjukkan pelaku telah ditangkap oleh pihak kepolisian dan dibawa ke Mapolsek Lengkong.

Setelah dilakukan proses mediasi di Mapolsek, korban dan pelaku sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut secara kekeluargaan.

Keluarga pelaku, yang diketahui bernama Atom, menyampaikan permohonan maaf kepada korban atas kejadian yang terjadi.

“Kami, keluarga dari Atom, meminta maaf kepada Kang Iwan atas kerusakan mobil tadi,” ujar salah satu perwakilan keluarga pelaku di Mapolsek Lengkong.

Korban pun menerima permintaan maaf tersebut dan menyatakan kesediaannya untuk tidak membawa kasus ini ke jalur hukum.

Menurut keterangan lebih lanjut, pelaku diduga bukan warga asli Bandung, melainkan berasal dari luar daerah.

Hal ini memunculkan keprihatinan dari beberapa pihak, karena dapat memicu stigma buruk terhadap pendatang, terutama orang Papua di Bandung.

Sebagai kota dengan masyarakat yang majemuk, insiden ini seharusnya tidak mencederai citra warga Papua yang tinggal di Bandung.

Sebagian besar warga Papua di Bandung diketahui tinggal dengan tenang untuk bekerja atau belajar, tanpa melibatkan diri dalam tindak kriminal.

Pihak kepolisian menegaskan bahwa peran masyarakat sangat penting dalam menjaga keamanan lingkungan.

Warga diminta untuk tetap waspada namun tidak cepat menghakimi berdasarkan asal-usul atau stereotip tertentu.

Insiden ini menjadi pelajaran penting tentang pentingnya kerukunan antarwarga dalam menghadapi masalah yang terjadi.

Kasus ini juga mengingatkan pentingnya dukungan dari komunitas dan aparat dalam meredam konflik yang berpotensi memicu ketegangan sosial.

Dengan penyelesaian secara kekeluargaan ini, diharapkan hubungan baik antarwarga tetap terjaga di masa mendatang.***