KoranBandung.co.id – Puluhan rumah di Kompleks Lembah Parahyangan, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), terendam banjir bandang pada Kamis (27/2/2025) malam.
Luapan air dengan ketinggian mencapai 1,5 meter menerjang permukiman warga secara tiba-tiba.
Derasnya arus tidak hanya menggenangi rumah, tetapi juga menyeret kendaraan, merusak tembok, serta mengelupas lapisan aspal jalan.
Sungai Meluap Akibat Longsor, Puluhan Rumah Terendam
Bencana banjir yang melanda Kompleks Lembah Parahyangan terjadi akibat meluapnya aliran sungai di sekitar wilayah tersebut.
Air sungai yang seharusnya mengalir normal justru terbendung setelah material longsor dari tembok penahan tanah (TPT) sebuah perumahan di Kota Cimahi menutup alirannya.
Akibatnya, volume air meningkat tajam hingga mencari jalur lain dan masuk ke permukiman warga.
Ketinggian banjir yang mencapai 1,5 meter membuat barang-barang berharga di dalam rumah tak bisa diselamatkan.
Sejumlah kendaraan yang terparkir pun ikut terseret derasnya arus, sementara tembok rumah dan benteng di sekitar kompleks mengalami kerusakan.
Lapisan aspal di beberapa titik terlihat mengelupas akibat derasnya arus yang membawa material lumpur.
Ketua RT 05 Kompleks Lembah Parahyangan, Johanes Berchman Lose, menyebut ada 43 rumah terdampak dalam kejadian ini.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 14 rumah mengalami kerusakan parah akibat terjangan banjir.
Meski demikian, ia memastikan tidak ada warga yang mengungsi karena setelah air surut, warga langsung bergotong royong membersihkan rumah masing-masing.
Dramatis, Warga Nyaris Terseret Arus
Peristiwa ini sempat terekam dalam video yang beredar di media sosial dan menjadi perhatian warganet.
Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang warga berusaha menyeberangi arus banjir dengan bantuan tali tambang.
Namun, derasnya aliran air nyaris menyeretnya sebelum akhirnya berhasil diselamatkan oleh warga lain yang turut membantu evakuasi.
Situasi yang terjadi di Kompleks Lembah Parahyangan ini menunjukkan betapa cepatnya bencana dapat terjadi, terutama ketika sistem drainase atau aliran sungai terganggu.
Hingga kini, belum ada laporan korban jiwa akibat banjir tersebut, namun kerugian material diperkirakan cukup besar mengingat banyaknya rumah dan kendaraan yang rusak.***