Insiden di SMK Dharma Pertiwi, Siswa Meninggal Dunia Saat Pentas Drama
Sumber: Instagram/ infobdgbaratcimahi

Insiden di SMK Dharma Pertiwi Padalarang, Siswa Meninggal Dunia Saat Pentas Drama! Kesurupan Massal?

Diposting pada
iklan fif batujajar

KoranBandung.co.id – Sebuah insiden tragis terjadi di SMK Dharma Pertiwi, Desa Campakamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pada Kamis, 20 Februari 2025.

Seorang siswa kelas XII, Muhammad Rofiq Dafirly, 17 tahun, ditemukan meninggal dunia saat pertunjukan drama sekolah.

Peristiwa ini mengejutkan komunitas sekolah dan masyarakat setempat.

MRD, yang berasal dari Kampung Pasir Muncang RT 03/16 Desa Tagogapu, mengalami luka tusukan di bagian perut selama penampilannya di atas panggung.

Luka tersebut diduga akibat tindakan yang dilakukannya sendiri saat memerankan adegan tertentu dalam drama tersebut.

Aparat kepolisian segera melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti dan memahami kronologi kejadian.

Sejumlah saksi, termasuk guru dan siswa yang hadir, telah dimintai keterangan untuk memperjelas situasi yang terjadi sebelum dan sesudah insiden tersebut.

Selain itu, polisi mengamankan barang bukti berupa senjata tajam yang digunakan dalam adegan drama tersebut.

Kepala Kepolisian Sektor Padalarang, Kusmawan, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memaparkan kronologi detail dan penyebab pasti kematian korban.

Tim penyidik masih melakukan serangkaian penyelidikan dan menunggu hasil dari tim forensik untuk memastikan penyebab kematian secara akurat.

Informasi yang beredar di kalangan masyarakat menyebutkan bahwa sebelum insiden terjadi, beberapa siswa diduga mengalami kesurupan massal selama pertunjukan drama berlangsung.

Hal ini menambah kompleksitas penyelidikan, karena faktor psikologis dan kemungkinan pengaruh eksternal lainnya perlu dipertimbangkan.

Kejadian ini memicu berbagai reaksi dari warganet yang menyampaikan pendapat dan keprihatinan mereka melalui media sosial.

Beberapa di antaranya mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam penggunaan properti berbahaya selama pertunjukan.

Mereka menekankan bahwa alat tajam sebaiknya diganti dengan replika yang aman untuk menghindari risiko cedera.

Selain itu, ada juga yang menyoroti perlunya pengawasan lebih ketat dari pihak sekolah terhadap kegiatan semacam ini.

Pengawasan yang lebih intensif diharapkan dapat mencegah terjadinya insiden serupa di masa mendatang.

Beberapa warganet lainnya mengaitkan kejadian ini dengan aspek mistis, mengingat adanya laporan tentang kesurupan massal sebelum insiden terjadi.

Namun, penting untuk menunggu hasil penyelidikan resmi sebelum menarik kesimpulan terkait faktor-faktor non-medis dalam peristiwa ini.

Tragedi ini menjadi pengingat bagi institusi pendidikan lainnya untuk selalu mengutamakan keselamatan dalam setiap kegiatan yang melibatkan siswa.

Penggunaan properti berbahaya dalam pertunjukan atau kegiatan lain harus diawasi dengan ketat, dan sebaiknya diganti dengan alat yang aman untuk mencegah risiko cedera.

Selain itu, penting bagi sekolah untuk menyediakan pendampingan psikologis bagi siswa yang terlibat dalam insiden traumatis seperti ini.

Dukungan mental dan emosional sangat diperlukan agar mereka dapat pulih dan melanjutkan aktivitas belajar dengan baik.***