KoranBandung.co.id – Sejarah panjang Kabupaten Bandung Barat menyimpan banyak kisah yang belum banyak diketahui, salah satunya mengenai keberadaan makam kuno yang disebut sebagai sisa peninggalan Negara Dalem Djamboe Diepa.
Dalam catatan perjalanan yang diterbitkan tahun 1833, dua penjelajah bernama Van Oort dan Muller mengungkapkan berbagai kisah menarik mengenai wilayah ini.
Salah satu temuan mereka adalah sebuah makam yang berada di ketinggian, dikelilingi parit, dan ditanami pohon hanjuang.
Warga setempat hingga kini masih mengenal tempat tersebut dan meyakini sebagai bagian dari sejarah leluhur mereka.
Van Oort dan Muller menyebut beberapa lokasi yang menjadi bagian dari catatan perjalanan mereka, seperti Djamboedipa, Burangrang, dan Tjielokotot.
Nama Djamboedipa sendiri masih digunakan hingga sekarang untuk menyebut sebuah kampung di dekat Perkebunan Teh Pangheotan.
Dalam peta lama, terdapat tanda makam di suatu elevasi atau ketinggian di wilayah tersebut.
Makam ini terletak di puncak bukit, dikelilingi oleh kebun teh yang luas.
Panjang makam tersebut sekitar dua meter dan di sekelilingnya tumbuh pohon hanjuang yang menjulang tinggi.
Di tengah makam, terdapat sebuah batu panjang yang tertancap, kemungkinan sebagai penanda nisan.
Catatan perjalanan tersebut mengungkapkan bahwa ajaran Islam yang diperkenalkan ke daerah ini membawa perubahan signifikan bagi penduduk setempat.
Beberapa masyarakat yang masih menganut kepercayaan lama memilih berpindah ke hutan-hutan terpencil di sekitar Burangrang.
Hal ini terbukti dengan ditemukannya makam-makam tua di wilayah tersebut, termasuk makam yang berada dekat kebun kopi Djamboedipa.
Menurut penuturan penduduk sekitar, lokasi ini dipercaya sebagai sisa dari sebuah kota kuno yang disebut Negara Dalem Djamboe Diepa.
Dataran luas tersebut dikelilingi oleh parit-parit dalam, menandakan bahwa tempat ini memiliki peran penting pada masanya.
Di tengah elevasi tersebut, terdapat makam tua yang oleh masyarakat sekitar disebut sebagai karahmat.
Makam ini dipenuhi dengan batu-batu panjang yang tertancap di tanah dan dikelilingi oleh pohon hanjuang berdaun merah.
Keberadaan makam ini masih dihormati oleh masyarakat di sekitar Tjielokotot hingga saat ini.
Misteri tentang Negara Dalem Djamboe Diepa terus menjadi bahan kajian bagi para sejarawan dan peneliti.
Banyak yang beranggapan bahwa tempat ini dahulu merupakan pusat pemerintahan atau pemukiman penting pada masa lampau.
Namun, hingga kini belum ada penelitian arkeologi lebih lanjut untuk mengungkap fakta sejarah mengenai tempat tersebut.
Meski demikian, catatan dari Van Oort dan Muller menjadi salah satu referensi penting dalam memahami sejarah Kabupaten Bandung Barat.
Keberadaan makam kuno ini menambah daftar panjang situs sejarah yang tersebar di wilayah Bandung Barat.
Penting bagi generasi saat ini untuk terus melestarikan dan menjaga peninggalan sejarah agar tidak hilang ditelan zaman.
Makam kuno di Djamboedipa bukan hanya sekadar tempat peristirahatan terakhir seseorang, tetapi juga menyimpan kisah tentang peradaban yang pernah berkembang di wilayah ini.***