KoranBandung.co.id – Ungkapan “meni geulis pisan euy” dalam bahasa Sunda sering terdengar dalam percakapan sehari-hari, khususnya ketika seseorang sedang memberikan pujian kepada perempuan.
Kalimat ini menjadi salah satu ekspresi khas masyarakat Sunda yang tidak hanya mengandung makna harfiah, tetapi juga sarat dengan nuansa budaya.
Meski terdengar sederhana, rangkaian kata tersebut memiliki arti yang lebih dalam, baik dari segi bahasa maupun konteks penggunaannya dalam kehidupan sosial.
Secara umum, “meni geulis pisan euy” dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai “sangat cantik sekali”.
Kata “meni” dalam bahasa Sunda berfungsi sebagai penekanan yang berarti “sangat” atau “begitu”.
Sementara itu, “geulis” bermakna cantik, dan “pisan” merupakan penegas yang setara dengan kata “sekali” dalam bahasa Indonesia.
Adapun kata “euy” lebih bersifat ekspresif, yang digunakan untuk menambahkan penekanan emosional pada kalimat yang diucapkan.
Menariknya, kata “euy” tidak selalu memiliki arti tetap, melainkan lebih sebagai bentuk ekspresi yang memberikan sentuhan keakraban dalam percakapan.
Dalam kasus “meni geulis pisan euy”, kata tersebut tidak memiliki makna khusus selain memperkuat kesungguhan pujian yang diberikan.
Ungkapan ini biasanya diucapkan secara spontan ketika seseorang merasa kagum terhadap kecantikan seseorang.
Masyarakat Sunda sendiri dikenal dengan budaya bertutur yang halus, sehingga ungkapan ini sering digunakan sebagai bentuk penghargaan tanpa bermaksud berlebihan.
Jika dicermati lebih jauh, kata “meni” bukan hanya digunakan dalam konteks memuji kecantikan.
Kata ini dapat dipakai dalam berbagai situasi untuk mempertegas sifat atau keadaan.
Contohnya, dalam kalimat “meni alus euy” yang berarti “sangat bagus sekali”.
Dengan demikian, kata “meni” memiliki fungsi yang serbaguna dalam struktur bahasa Sunda.
Hal serupa berlaku untuk kata “euy” yang sering muncul dalam berbagai ungkapan sehari-hari.
Kadang kata ini hanya berfungsi sebagai pelengkap percakapan, tanpa arti khusus, namun keberadaannya membuat kalimat terdengar lebih hidup.
Sebagai ilustrasi, dalam percakapan santai, seseorang bisa mengatakan “da kitu euy” yang secara harfiah berarti “ya begitulah”.
Di sini, kata “euy” menjadi penguat ekspresi yang memperjelas maksud pembicara.
Bahasa Sunda sendiri memang dikenal kaya dengan partikel ekspresif yang memperhalus atau mempertegas makna kalimat.
Partikel seperti “euy”, “teh”, hingga “mah” menjadi ciri khas yang tidak mudah ditemukan dalam bahasa lain.
Kekayaan ekspresi inilah yang menjadikan bahasa Sunda tidak hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga media untuk menunjukkan kehangatan sosial.
Dengan demikian, ungkapan “meni geulis pisan euy” tidak hanya sekadar pujian, melainkan juga representasi budaya tutur masyarakat Sunda yang lembut sekaligus ekspresif.***