Dua Hari Beruntun, Trans Studio Bandung dan Transmart Buah Batu Jadi Titik Demo Sejumlah Massa
Aksi massa di Trans Studio Mall Bandung pada Kamis (16/10/2025). Sumber: Dokumentasi warga

2 Hari Beruntun, Trans Studio Bandung dan Transmart Buah Batu Jadi Titik Demo Sejumlah Massa

Diposting pada
web otomotif bandung barat

KoranBandung.co.id – Gelombang protes terhadap tayangan televisi yang dinilai menyinggung pesantren mencuat di Bandung dalam dua hari terakhir.

Sejumlah santri dan masyarakat mendatangi kawasan Trans Studio Mall (TSM) Bandung pada Kamis siang dengan membawa spanduk dan menyuarakan kekecewaan.

Aksi serupa berlanjut pada Jumat di Transmart Buah Batu, Bojongsoang, oleh Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bandung dengan tuntutan yang lebih tegas terhadap pihak penyiar.

Kejadian ini menarik perhatian publik karena berlangsung di dua titik berbeda dengan isu yang sama, yakni penolakan terhadap tayangan program “Kisah Pondok” di salah satu televisi swasta nasional.

Pada Kamis (16/10), suasana di kawasan TSM sempat ramai ketika puluhan santri dan masyarakat menggelar aksi damai.

Aksi tersebut sempat memengaruhi kegiatan di sekitar lokasi, termasuk acara wisuda yang digelar di dalam pusat perbelanjaan tersebut.

Baca Juga:  Identitas Korban Kecelakaan Maut di Bundaran Cibiru Bandung Terungkap, Ternyata Mahasiswi UIN

Meski sempat menimbulkan keramaian, situasi tetap terkendali karena dijaga aparat kepolisian yang memastikan keamanan di sekitar area.

Hingga saat ini, pihak televisi maupun perusahaan induknya belum menyampaikan tanggapan resmi terkait desakan masyarakat.

Namun, desakan agar ada klarifikasi dan permintaan maaf semakin meluas seiring dengan viralnya video aksi di media sosial.

Tidak berhenti di TSM, gelombang aspirasi juga muncul keesokan harinya, Jumat (17/10), di kawasan Transmart Buah Batu, Bojongsoang.

Kali ini, aksi dipimpin oleh Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Bandung yang menilai tayangan tersebut tidak sekadar menyinggung, tetapi juga melecehkan peran pesantren, kyai, dan santri.

Mereka menilai televisi seharusnya memiliki tanggung jawab sosial untuk menjaga keberagaman dan menghormati nilai-nilai keagamaan yang sudah mengakar di masyarakat.

Baca Juga:  Polisi Amankan Dua Pelaku Balap Liar di Exit Tol Soroja Margaasih Usai Sebabkan Kecelakaan

Dalam aksi itu, GP Ansor secara terbuka mendesak pihak CT Corp selaku induk perusahaan untuk memberikan penjelasan dan permintaan maaf.

Mereka menekankan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam pendidikan bangsa serta melahirkan tokoh-tokoh yang berkontribusi dalam kehidupan sosial dan politik di Indonesia.

Gelombang protes ini menunjukkan bahwa sensitivitas publik terhadap pemberitaan dan tayangan hiburan semakin tinggi.

Banyak masyarakat merasa bahwa media massa harus lebih berhati-hati dalam mengangkat tema yang berkaitan dengan agama maupun lembaga pendidikan.

Sementara itu, di ruang digital, perdebatan juga berlangsung hangat.

Sebagian netizen mendukung aksi protes dengan menilai langkah tersebut wajar sebagai bentuk menjaga marwah pesantren.

Namun ada pula yang mempertanyakan mengapa lokasi aksi dipusatkan di kawasan hiburan seperti TSM dan Transmart, bukan langsung ke kantor stasiun televisi terkait.

Baca Juga:  Pernyataan Awal Polisi Terkait Kasus Dugaan Bundir di Jembatan Kota Baru Parahyangan

Terlepas dari pro dan kontra, gelombang aksi yang berlangsung dua hari berturut-turut memperlihatkan adanya keresahan kolektif dari masyarakat pesantren.***

Gambar Gravatar
Seorang writer di bidang jurnalis dan blogger. Sudah aktif menulis di media Indonesia sejak tahun 2016.