KoranBandung.co.id – Fenomena penggunaan kata “Hooligan” dan “Hooligans” kerap membingungkan masyarakat dalam konteks bahasa Inggris modern.
Istilah tersebut sering muncul dalam pemberitaan olahraga, terutama sepak bola, untuk menggambarkan perilaku suporter yang anarkis.
Namun, banyak orang tidak memahami perbedaan makna antara “Hooligan” dan “Hooligans” serta bagaimana penggunaannya yang benar dalam kalimat.
Kebingungan ini kemudian berdampak pada kesalahan penulisan di berbagai media sosial maupun berita daring, sehingga menarik untuk dibahas secara lebih mendalam.
Asal Usul Kata “Hooligan”
Kata “Hooligan” berasal dari bahasa Inggris dan mulai populer pada akhir abad ke-19.
Istilah ini diyakini pertama kali digunakan di Inggris untuk menggambarkan perilaku para pemuda yang sering membuat keributan di tempat umum.
Menurut catatan linguistik, istilah ini muncul dalam surat kabar London pada tahun 1890-an sebagai bentuk pelabelan terhadap kelompok pemuda yang kerap menimbulkan kekacauan.
Seiring waktu, kata “Hooligan” menjadi identik dengan perilaku suporter sepak bola yang melakukan tindakan kekerasan atau merusak fasilitas publik.
Dalam perkembangannya, istilah ini kemudian menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia, dan sering digunakan untuk menyebut oknum pendukung klub sepak bola yang bertindak di luar batas sportivitas.
Fungsi dan Makna Huruf “S” di Belakang Kata
Dalam tata bahasa Inggris, penambahan huruf “s” di belakang kata benda menandakan bentuk jamak atau plural.
Kata “Hooligan” adalah bentuk tunggal, yang berarti satu orang pelaku kerusuhan atau perusuh.
Sementara itu, “Hooligans” merupakan bentuk jamak, yang berarti lebih dari satu pelaku atau kelompok yang melakukan tindakan anarkis.
Dengan demikian, perbedaan utama antara keduanya terletak pada jumlah subjek yang dirujuk.
Kesalahan umum terjadi ketika orang menulis “Hooligans” untuk menyebut satu individu atau “Hooligan” untuk menggambarkan kelompok, padahal secara gramatikal hal tersebut tidak tepat.









