Kenapa Rumah dengan Bata Hebel Terasa Lebih Panas Dibandingkan Bata Merah Ini Penjelasannya

Kenapa Rumah dengan Bata Hebel Terasa Lebih Panas Dibandingkan Bata Merah? Ini Penjelasannya

Diposting pada
web otomotif bandung barat

KoranBandung.co.id – Rumah dengan dinding bata hebel sering dianggap lebih panas dibandingkan rumah dengan bata merah, padahal secara ilmiah material ini justru memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap suhu tinggi.

Bata hebel atau bata ringan dikenal sebagai bahan bangunan modern yang efisien dan praktis.

Namun, persepsi masyarakat tentang suhu dalam ruangan yang lebih tinggi ketika menggunakan bata hebel kerap menimbulkan kebingungan.

Fenomena ini ternyata memiliki penjelasan ilmiah yang menarik dan berkaitan dengan sifat fisik material serta desain rumah secara keseluruhan.

Perbedaan Sifat Material Bata Hebel dan Bata Merah

Secara teknis, bata hebel dibuat dari campuran semen, pasir silika, kapur, dan air yang diproses dengan teknologi autoclaved aerated concrete (AAC).

Baca Juga:  Bangun Rumah Minimalis Lebih Mudah dengan Kontraktor Rumah Bandung dari Mitrarenov

Material ini menghasilkan struktur berpori yang mampu menahan panas lebih lama dibandingkan bata merah.

Sementara itu, bata merah dibuat dari tanah liat yang dibakar pada suhu tinggi sehingga padat dan memiliki kemampuan konduksi panas yang berbeda.

Bata merah memang lebih cepat menyerap panas dari luar, tetapi juga lebih cepat melepaskannya saat suhu lingkungan menurun.

Sebaliknya, bata hebel bersifat isolatif.

Artinya, ia mampu menahan panas agar tidak masuk ke dalam ruangan, namun juga menghambat pelepasan panas yang sudah tersimpan di dalam dinding.

Hal inilah yang menyebabkan rumah berbata hebel terasa lebih panas di sore atau malam hari meskipun udara luar sudah mulai sejuk.

Baca Juga:  Baut Drat 3/8 Inch Berapa Milimeter? Ini Hasil Konversinya

Efek Isolasi Suhu pada Bata Hebel

Bata hebel memiliki kemampuan isolasi termal yang tinggi karena pori-pori udaranya berfungsi sebagai penghalang panas.

Ketika sinar matahari mengenai permukaan dinding, panas tersebut tidak langsung menembus ke dalam, melainkan diserap dan disimpan oleh lapisan luar.

Namun, panas yang sudah tersimpan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk keluar kembali.

Sebagai akibatnya, suhu di dalam ruangan cenderung bertahan lebih lama bahkan setelah matahari terbenam.

Berbeda dengan bata merah yang memiliki kepadatan lebih tinggi, proses penyerapan dan pelepasan panas pada bata jenis ini berlangsung lebih cepat.

Baca Juga:  Apakah Boleh Renovasi Rumah Subsidi? Ini Hal yang Dilarang dalam Renov Rumah Subsidi

Inilah alasan ilmiah mengapa rumah dengan bata merah terasa lebih sejuk pada malam hari dibandingkan rumah dengan bata hebel.

Faktor Sirkulasi Udara dan Ventilasi Rumah

Gambar Gravatar
Seorang writer di bidang jurnalis dan blogger. Sudah aktif menulis di media Indonesia sejak tahun 2016.