KoranBandung.co.id – Fenomena “Ultras Seblak” tengah mencuri perhatian publik, terutama di kalangan penggemar sepak bola Indonesia.
Istilah yang terdengar unik ini bukan sekadar lelucon dunia maya, melainkan mencerminkan perubahan budaya dalam cara perempuan menunjukkan dukungannya terhadap sepak bola nasional.
Dalam beberapa bulan terakhir, sebutan ini semakin populer di media sosial, terutama setelah meningkatnya jumlah penggemar wanita yang antusias mengikuti pertandingan Timnas Indonesia.
Mereka hadir di stadion, mengenakan atribut nasional, dan aktif menyuarakan dukungan di dunia maya dengan gaya khas yang membuat fenomena ini semakin menonjol.
Asal-usul Istilah “Ultras Seblak”
Istilah “Ultras Seblak” muncul sebagai plesetan dari kata “ultras” yang umumnya digunakan untuk menyebut kelompok fanatik pendukung klub sepak bola.
Namun, perbedaan mencoloknya terletak pada identitas gender dan simbolisme makanan khas Indonesia, yakni seblak.
Seblak, makanan pedas berbahan dasar kerupuk basah yang populer di kalangan wanita muda, menjadi lambang keakraban, spontanitas, dan karakter berani—sifat yang kini diasosiasikan dengan kelompok penggemar wanita tersebut.
Beberapa warganet menyebut istilah ini pertama kali muncul di platform X (Twitter) dan TikTok sebagai bentuk candaan terhadap fans wanita yang gemar hadir di pertandingan sepak bola sambil membawa camilan khas.
Meski awalnya bersifat humoris, istilah itu kini menjelma menjadi bentuk identitas sosial yang lebih luas dan diterima secara positif oleh banyak pihak.
Simbol Perubahan Citra Fans Wanita
Kemunculan “Ultras Seblak” menandai perubahan besar dalam persepsi terhadap perempuan di dunia sepak bola Indonesia.
Jika dulu fans wanita sering dipandang sekadar penonton pelengkap, kini mereka menjadi bagian aktif yang berperan dalam membangun atmosfer dukungan di stadion.
Banyak dari mereka tidak hanya memahami permainan di lapangan, tetapi juga mengikuti perkembangan strategi, statistik pemain, hingga isu-isu seputar naturalisasi dan pemain diaspora.
Popularitas sejumlah pemain keturunan Indonesia yang memperkuat Timnas, seperti Ragnar Oratmangoen dan Thom Haye, juga turut mendorong meningkatnya minat perempuan untuk mengenal lebih dekat dunia sepak bola nasional.
Dalam konteks ini, “Ultras Seblak” menjadi simbol kebangkitan minat dan partisipasi perempuan dalam ranah olahraga yang sebelumnya didominasi laki-laki.
