KoranBandung.co.id – Situasi darurat terjadi di kompleks SMP Pasundan 1 dan 2 Bandung setelah sebagian bangunan sekolah roboh di tengah kegiatan belajar mengajar pada Senin (3/11/2025) siang.
Insiden tersebut terjadi secara tiba-tiba, mengejutkan para siswa dan guru yang tengah beraktivitas di lingkungan sekolah.
Beruntung, ruang kelas yang ambruk dalam keadaan kosong sehingga tidak menimbulkan korban jiwa.
Namun, enam siswa dilaporkan mengalami luka ringan akibat kepanikan dan material bangunan yang sempat terjatuh di sekitar lokasi.
Dua di antara mereka masih menjalani pemeriksaan di RS Bandung Kiwari untuk memastikan tidak ada luka serius yang dialami.
Kepala SMP Pasundan 2 Bandung, Hasmulyani, menjelaskan bahwa peristiwa itu murni disebabkan oleh kondisi bangunan yang sudah sangat tua dan lapuk.
Ia menuturkan bahwa para siswa saat kejadian sedang berada di ruang laboratorium komputer, sedangkan ruangan yang roboh sedang kosong.
Beberapa siswa sempat keluar-masuk ruang tersebut untuk mengambil barang sebelum bangunan akhirnya ambruk.
Menurutnya, tidak ada kegiatan konstruksi atau proyek renovasi yang sedang berjalan di area tersebut saat kejadian berlangsung.
Fakta tersebut memperkuat dugaan bahwa penyebab utama keruntuhan berasal dari usia bangunan yang sudah terlalu tua untuk digunakan tanpa perawatan besar.
Pantauan di lapangan menunjukkan bagian atap dan dinding ruang kelas mengalami kerusakan paling parah, dengan material kayu dan genting yang berjatuhan.
Banyak di antaranya, seperti SMP Pasundan, merupakan peninggalan zaman kolonial yang memiliki nilai historis tinggi namun kini sudah rapuh dimakan usia.
Peristiwa di SMP Pasundan 1 dan 2 menjadi pengingat penting bagi otoritas pendidikan mengenai urgensi perawatan bangunan sekolah yang berusia tua.
Kejadian ini juga menyoroti perlunya audit menyeluruh terhadap infrastruktur pendidikan di Kota Bandung, khususnya yang berdiri sebelum tahun 1980-an.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, insiden tersebut memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya deteksi dini terhadap risiko bangunan yang tidak lagi layak fungsi.
Pihak sekolah berharap proses renovasi dapat segera terealisasi agar kegiatan belajar mengajar bisa kembali berjalan dengan aman dan nyaman.***









