KoranBandung.co.id – Libur panjang awal September 2025 di Bandung yang biasanya dipenuhi wisatawan justru terlihat sepi dari kunjungan.
Kondisi ini berbeda jauh dengan tren sebelumnya, di mana setiap akhir pekan panjang kota kembang selalu menjadi tujuan utama wisatawan dari berbagai daerah.
Faktor keamanan disebut sebagai penyebab utama, setelah aksi demonstrasi dan kerusuhan terjadi sejak akhir Agustus lalu di sejumlah titik kota.
Penurunan jumlah wisatawan terlihat jelas di beberapa destinasi populer di Bandung.
Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution yang biasanya mencatat rata-rata 1.500 pengunjung per hari kini hanya menerima sekitar 1.300 pengunjung.
Bahkan pada akhir pekan yang biasanya mencapai hampir 1.000 orang, jumlah kunjungan justru merosot drastis.
Karang Setra Waterland yang dikenal sebagai salah satu pusat rekreasi air tertua di Bandung juga mengalami dampak yang cukup signifikan.
Jumlah kunjungan di lokasi tersebut tidak stabil, berkisar antara 600 hingga 1.300 orang per hari.
Padahal, biasanya kawasan ini ramai oleh rombongan pelajar dan wisatawan luar kota, khususnya dari Jakarta dan Jawa Tengah.
Meski demikian, pihak pengelola memastikan operasional tetap berjalan normal.
Pelayanan kepada pengunjung tetap dijaga agar kenyamanan wisatawan tidak terganggu meski jumlahnya menurun.
Pengelola destinasi wisata menilai faktor keamanan menjadi pertimbangan utama keluarga ketika memutuskan berlibur.
Banyak wisatawan akhirnya memilih menunda kunjungan hingga situasi Bandung benar-benar kondusif.
Sejumlah pelaku usaha pariwisata menuturkan bahwa situasi ini cukup memukul pendapatan mereka.
Biasanya, libur panjang menjadi momen emas bagi sektor pariwisata untuk meningkatkan pemasukan.
Namun, dengan menurunnya minat wisatawan, perputaran ekonomi yang biasanya mengalir deras di sekitar destinasi juga ikut melambat.
Kawasan kuliner dan pusat belanja oleh-oleh yang biasanya padat pengunjung juga terlihat lengang.
Beberapa pedagang kecil di sekitar lokasi wisata mengaku mengalami penurunan omset cukup tajam dalam beberapa hari terakhir.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi pekerja sektor informal yang menggantungkan hidup dari ramainya wisatawan.
Para pengelola berharap kondisi keamanan di Bandung segera kembali pulih.
Mereka menekankan bahwa pariwisata Bandung memiliki daya tarik yang kuat, baik dari sisi alam, budaya, maupun kuliner.
Namun, tanpa jaminan keamanan, keunggulan tersebut sulit menarik kunjungan wisatawan.
Bandung selama ini dikenal sebagai destinasi favorit keluarga, terutama dari kawasan Jabodetabek yang mencari liburan singkat di akhir pekan panjang.
Selain itu, kota ini juga menjadi tujuan utama pelajar dalam kegiatan wisata edukasi.
Kondisi menurunnya jumlah kunjungan wisatawan saat libur panjang kali ini menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah.***