KoranBandung.co.id – Presiden Prabowo Subianto memanggil seluruh Ketua Umum Partai Politik (Ketum Parpol) ke Istana Negara, Jakarta, pada Minggu (31/8).
Kabar mengenai pemanggilan ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Herman Khaeron.
Ia menjelaskan bahwa undangan tersebut memang ditujukan kepada para pimpinan partai untuk hadir langsung di Istana Negara.
Namun, Herman menyampaikan dirinya belum mengetahui secara pasti topik pembahasan dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan para Ketum Parpol di Istana menjadi perhatian publik karena terjadi di tengah situasi politik dan sosial yang sedang dinamis.
Beberapa daerah di Indonesia dalam sepekan terakhir dilaporkan mengalami peningkatan eskalasi aksi demonstrasi.
Kondisi tersebut menimbulkan spekulasi bahwa Presiden Prabowo ingin mendengar pandangan langsung dari para pemimpin partai terkait perkembangan terkini.
Walaupun belum ada penjelasan resmi dari pihak Istana, sejumlah analis politik menilai pertemuan ini bisa menjadi upaya konsolidasi nasional.
Sebelumnya, Presiden Prabowo diketahui membatalkan kunjungan resmi ke Tiongkok yang semula dijadwalkan awal September 2025.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo, mengungkapkan pembatalan tersebut diputuskan setelah mempertimbangkan berbagai agenda kenegaraan yang padat.
Prabowo juga dijadwalkan menghadiri Sidang Tahunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang.
Di sisi lain, Presiden memilih lebih banyak fokus memantau langsung perkembangan dalam negeri yang tengah mengalami dinamika politik dan sosial.
Keputusan itu dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan stabilitas nasional tetap terjaga.
Meski isi pembahasan pertemuan belum diumumkan secara resmi, muncul dugaan bahwa agenda terkait stabilitas politik akan menjadi prioritas.
Situasi demonstrasi yang meningkat di beberapa daerah dinilai cukup berpotensi memengaruhi iklim politik nasional.
Kehadiran seluruh Ketum Parpol di Istana menunjukkan bahwa Presiden ingin melibatkan seluruh elemen politik dalam menghadapi tantangan tersebut.
Langkah ini juga dianggap sebagai wujud pendekatan kolektif yang menekankan kebersamaan dalam menyelesaikan persoalan bangsa.
Sejumlah pihak menilai, Prabowo sedang berusaha membangun komunikasi yang lebih erat dengan partai-partai, baik yang berada dalam pemerintahan maupun oposisi.
Pertemuan serupa bukan hal baru dalam dunia politik Indonesia, terutama saat negara menghadapi situasi yang membutuhkan kebersamaan.
Presiden-presiden sebelumnya juga kerap mengundang para pemimpin partai untuk duduk bersama di Istana ketika situasi nasional memerlukan langkah bersama.***