Jika hanya diberikan fotokopi atau surat keterangan, besar kemungkinan kendaraan tersebut bermasalah.
Calon pembeli juga bisa melakukan pengecekan ke Samsat untuk memastikan tidak ada blokir atau catatan kredit yang tertunda.
Selain itu, pembeli disarankan meminta kwitansi resmi dan surat pernyataan dari penjual untuk memperkuat legalitas transaksi.
Ketelitian dan kehati-hatian menjadi kunci utama dalam membeli kendaraan bekas agar tidak terjebak pada kasus matel tembus.
Pakar hukum transportasi menegaskan bahwa status kendaraan dengan matel tembus tidak sah untuk dipindahtangankan.
Hal ini dikarenakan kendaraan masih berada dalam penguasaan hukum lembaga pembiayaan.
Meskipun pembeli membayar lunas kepada penjual, pihak leasing tetap memiliki hak untuk menarik kendaraan.
Maka dari itu, kesadaran konsumen sangat penting agar tidak mudah tergiur dengan penawaran harga murah.
Pemerintah melalui kepolisian juga terus mengingatkan masyarakat untuk menghindari transaksi kendaraan tanpa dokumen lengkap.
Upaya ini dilakukan agar tidak ada pihak yang menjadi korban praktik jual beli kendaraan bermasalah.
Jika masyarakat lebih teliti, maka angka kasus sengketa kendaraan bisa ditekan dan keamanan dalam transaksi dapat terjamin.
Membeli kendaraan bekas pada dasarnya sah secara hukum jika dilakukan dengan dokumen lengkap dan prosedur benar.
Namun, memilih unit dengan status matel tembus justru membuka peluang masalah hukum yang berlarut-larut.
Dengan pemahaman yang tepat, masyarakat dapat lebih bijak dalam menentukan kendaraan bekas yang layak dibeli.
Kesimpulannya, status matel tembus adalah peringatan keras bagi siapa pun yang ingin memiliki kendaraan aman dan legal.
Mengabaikan hal ini sama saja dengan mengambil risiko besar yang bisa merugikan diri sendiri.
Oleh karena itu, berhati-hatilah dan selalu lakukan pengecekan menyeluruh sebelum memutuskan membeli kendaraan bekas.***
