Apakah Belalang Ranting Berbahaya Inilah Nama Ilmiah dan Karakteristik Belalang Ranting

Apakah Belalang Ranting Berbahaya? Inilah Nama Ilmiah dan Karakteristik Belalang Ranting

Diposting pada
iklan fif batujajar

KoranBandung.co.id – Belalang ranting sering membuat penasaran masyarakat karena bentuk tubuhnya yang menyerupai ranting kering.

Serangga ini kerap menimbulkan pertanyaan, apakah berbahaya atau justru tidak menimbulkan risiko bagi manusia.

Di beberapa wilayah Indonesia, termasuk daerah perumahan di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, belalang ranting masih bisa ditemui meski jumlahnya sangat langka.

Nama Ilmiah Belalang Ranting

Belalang ranting memiliki nama ilmiah Phasmatodea, yang dikenal luas sebagai serangga tongkat atau stick insect.

Nama ini merujuk pada bentuk tubuhnya yang memanjang dan menyerupai batang kayu atau ranting kecil.

Kemampuan menyerupai ranting membuat belalang ini ahli dalam kamuflase dan sulit dikenali di habitat alaminya.

Karakteristik Belalang Ranting

Tubuh belalang ranting berwarna cokelat hingga kehijauan, mengikuti warna ranting atau daun tempat mereka berdiam.

Panjang tubuhnya bervariasi, mulai dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 30 sentimeter tergantung spesiesnya.

Baca Juga:  Evolusi Berat Ayam Broiler, Dari 900 Gram ke 4 Kilo dalam 50 Tahun Demi Industri Cepat Saji

Serangga ini dikenal aktif pada malam hari dan lebih banyak diam pada siang hari untuk menghindari predator.

Apakah Belalang Ranting Berbahaya?

Banyak orang mengira bentuk tubuh belalang ranting yang unik menyimpan bahaya, namun faktanya serangga ini tidak beracun.

Belalang ranting tidak menggigit manusia dan tidak menyengat, sehingga dianggap aman ketika ditemui.

Pertahanan diri utama mereka adalah kamuflase, bukan serangan atau racun, sehingga risiko bagi manusia hampir tidak ada.

Habitat dan Penyebaran Belalang Ranting

Belalang ranting umumnya hidup di hutan tropis dengan vegetasi lebat karena membutuhkan ranting dan dedaunan untuk bersembunyi.

Mereka tersebar di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan habitat yang semakin berkurang akibat alih fungsi lahan.

Di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, masyarakat masih sesekali menemukan belalang ranting di area perumahan, meski jumlahnya sudah sangat jarang terlihat.

Baca Juga:  Berikut Daftar Beras yang Diduga Dioplos! Ingat, Pengoplosan Beras oleh Produsen Besar Dinilai Sebagai Kejahatan Ekonomi, Pengamat Serukan Sanksi Tegas

Peran Ekologis Belalang Ranting

Meski terlihat sederhana, belalang ranting memiliki peran penting dalam rantai makanan di ekosistem.

Serangga ini berfungsi sebagai pengendali populasi dedaunan karena sebagian besar makanannya berupa daun-daunan.

Selain itu, belalang ranting juga menjadi sumber makanan bagi burung, reptil, dan serangga pemangsa lainnya.

Ancaman Kelestarian Belalang Ranting

Perubahan lingkungan menjadi ancaman utama bagi kelestarian belalang ranting di berbagai wilayah.

Penebangan hutan dan perluasan permukiman membuat populasi serangga ini semakin berkurang.

Keberadaannya di area perumahan Cipatat, Bandung Barat, menjadi bukti bahwa serangga ini masih bertahan meski dalam jumlah yang sangat langka.

Fakta Unik Belalang Ranting

Belalang ranting dapat memutuskan sebagian tubuhnya, seperti kaki, untuk mengelabui predator, dan organ tersebut bisa tumbuh kembali.

Beberapa spesies belalang ranting juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, yaitu berkembang biak tanpa pembuahan jantan.

Baca Juga:  Dapur MGB Di Citatah Cipatat Ditutup Karena Cuci Nampan Ompreng Secara Tak Higienis

Kemampuan bertahan hidup dengan cara unik ini menjadikan belalang ranting salah satu serangga paling menarik untuk dipelajari.

Jadi pada intinya, belalang ranting atau Phasmatodea bukanlah serangga berbahaya bagi manusia.

Serangga ini justru memiliki peran penting dalam keseimbangan ekosistem, terutama sebagai pengendali dedaunan dan bagian dari rantai makanan.

Meski masih dapat ditemui di beberapa lokasi seperti Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, keberadaan belalang ranting kini semakin langka dan perlu perhatian bersama untuk menjaga kelestariannya.