KoranBandung.co.id – Bencana longsor kembali melanda wilayah Bandung Barat setelah hujan deras mengguyur kawasan Lembang.
Peristiwa tanah longsor itu terjadi di Kampung Jungkhun, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, pada Selasa siang, 9 September 2025.
Dua rumah warga dilaporkan rusak parah akibat terjangan material longsor yang dipicu curah hujan tinggi.
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bandung Barat memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Peristiwa bermula ketika hujan deras turun sejak sekitar pukul 13.00 WIB di kawasan Lembang dan sekitarnya.
Sekitar satu jam kemudian, tanah yang berada di bagian tebing dekat pemukiman warga mulai bergerak hingga akhirnya menimbun sebagian rumah.
Laporan resmi diterima BPBD Bandung Barat pada pukul 14.30 WIB, yang menyebutkan ada dua rumah ambruk dan tak bisa lagi ditempati.
Kedua rumah tersebut dihuni oleh empat orang, seluruhnya berhasil menyelamatkan diri sebelum material longsor semakin meluas.
Petugas lapangan BPBD Bandung Barat, menyampaikan bahwa kerugian materil masih dalam tahap pendataan.
Warga yang terdampak kini sementara waktu menumpang di rumah kerabat mereka yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.
BPBD bersama aparat desa segera melakukan koordinasi untuk penanganan pasca-bencana, termasuk pembersihan material longsor yang menutup sebagian jalan kecil menuju pemukiman.
Hujan deras yang melanda kawasan Lembang pada hari yang sama tidak hanya memicu longsor, tetapi juga menyebabkan banjir di Jalan Panorama.
Jalan Panorama selama ini dikenal rawan banjir meski pemerintah daerah sudah berupaya memperbaiki sistem drainase di kawasan tersebut.
Genangan air setinggi 50 sentimeter membuat jalan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan, sehingga lalu lintas terpaksa dialihkan.
Seorang warga di lokasi kejadian menuturkan bahwa banjir di lokasi itu sudah menjadi kejadian berulang, bahkan setelah saluran air diperbaiki.
Ia menilai upaya normalisasi drainase yang dilakukan pemerintah daerah belum memberikan dampak signifikan dalam mengurangi risiko banjir.
Kondisi geografis Lembang memang tergolong rawan bencana, baik longsor maupun banjir, terutama saat musim hujan berlangsung intensif.
Kemiringan lahan di banyak titik desa membuat tanah lebih mudah bergerak jika jenuh oleh air.
Selain itu, pesatnya pembangunan kawasan wisata di Lembang juga diduga berkontribusi terhadap berkurangnya daerah resapan air.***