KoranBandung.co.id – Kericuhan suporter kembali terjadi usai laga PSIM Yogyakarta melawan Persib Bandung di Stadion Sultan Agung, Bantul, Minggu (24/8).
Pertandingan yang berakhir dengan skor imbang 1-1 itu rupanya tidak berjalan tenang di luar lapangan.
Sejumlah laporan dari media sosial memperlihatkan bentrokan suporter berlangsung hingga larut malam di beberapa titik wilayah Yogyakarta.
Kejadian bermula sekitar pukul 21.00 WIB ketika kelompok suporter diduga saling berhadapan di kawasan Malioboro.
Kerumunan yang semakin membesar membuat situasi semakin sulit dikendalikan.
Dalam insiden itu, satu unit bus dan satu unit elf yang mengangkut Bobotoh Persib dikabarkan terjebak di sekitar Terminal Ngabean.
Kaca-kaca kendaraan pecah akibat lemparan batu dari massa yang diduga merupakan kelompok suporter PSIM.
Video siaran langsung yang tersebar di TikTok memperlihatkan kondisi bus Bobotoh yang hampir dibakar.
Meski demikian, hingga kini belum ada laporan resmi mengenai adanya korban luka maupun jumlah kerugian akibat peristiwa tersebut.
Pantauan dari beberapa akun media sosial menunjukkan massa masih mengepung bus hingga dini hari.
Hingga pukul 01.30 WIB, situasi di sekitar Terminal Ngabean belum kondusif karena ribuan orang masih berkumpul.
Upaya aparat kepolisian untuk mengevakuasi rombongan suporter mengalami kesulitan.
Jumlah massa yang semakin banyak membuat pengamanan harus ditingkatkan dengan pengerahan kendaraan taktis.
Sejumlah barakuda diturunkan untuk membubarkan kerumunan yang masih mengepung bus Bobotoh.
Namun, upaya pembubaran tidak sepenuhnya berhasil karena kelompok suporter tetap bertahan di lokasi.
Situasi mencekam ini membuat kendaraan pengangkut Bobotoh tidak bisa bergerak meninggalkan kawasan Terminal Ngabean.
Bahkan, informasi yang beredar menyebutkan kericuhan juga meluas ke beberapa titik di Kota Yogyakarta.
Sejumlah ruas jalan dilaporkan sempat ditutup akibat adanya bentrokan suporter.
Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah korban maupun kerusakan fasilitas.
Begitu pula dengan pihak manajemen Persib dan PSIM yang belum menyampaikan pernyataan terbuka mengenai insiden ini.
Peristiwa ini menambah daftar panjang gesekan antar-suporter di sepak bola Indonesia.
Tragedi ini kembali menjadi pengingat bahwa sepak bola Indonesia masih punya pekerjaan rumah besar dalam menciptakan atmosfer pertandingan yang aman.***