KoranBandung.co.id – FIFA resmi menjatuhkan sanksi terhadap Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) serta tujuh pemain naturalisasi yang dianggap melanggar aturan kelayakan pemain internasional.
Keputusan ini menimbulkan guncangan besar di dunia sepak bola Asia Tenggara karena melibatkan klub dan pemain dengan reputasi internasional.
Sanksi tersebut dijatuhkan setelah FIFA menemukan adanya penggunaan dokumen palsu dalam proses pendaftaran pemain agar dapat memperkuat tim nasional Malaysia.
Kasus ini bermula dari investigasi FIFA terkait dugaan pelanggaran Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) yang mengatur tentang pemalsuan dan manipulasi dokumen resmi.
FIFA menyatakan bahwa FAM secara sadar mengajukan dokumen yang tidak sah dalam proses permohonan kelayakan tujuh pemain naturalisasi.
Para pemain yang terlibat dalam kasus ini berasal dari berbagai klub di dalam dan luar Malaysia, termasuk Johor Darul Ta’zim, Tenerife B, Alavez, Velez, hingga America Cali.
Nama-nama tersebut antara lain Joao Figueiredo, Hector Hevel, Gabriel Palmero, Facundo Garces, Imanol Machuca, Rodrigo Holgado, dan Jon Irazabal.
Dalam keputusan resminya, FIFA menegaskan bahwa integritas sepak bola internasional tidak boleh dikompromikan oleh praktik pemalsuan identitas maupun dokumen pendukung.
Sanksi ini menjadi peringatan keras bagi setiap federasi agar lebih berhati-hati dalam proses naturalisasi pemain.
Di sisi lain, pihak FAM dikabarkan masih mengajukan banding terhadap putusan FIFA tersebut.
Mereka menyatakan bahwa dokumen yang dipermasalahkan merupakan hasil koordinasi dengan pihak terkait, meski FIFA menilai ada unsur ketidakabsahan.
Kasus ini menjadi sorotan publik Malaysia karena melibatkan klub besar Johor Darul Ta’zim (JDT), yang dikenal sebagai salah satu kekuatan utama Liga Super Malaysia.
FAM sendiri sebelumnya aktif mencari talenta dari luar negeri untuk memperkuat skuad Harimau Malaya di ajang internasional.
Namun, strategi ini kini justru menimbulkan konsekuensi serius bagi masa depan tim nasional Malaysia.
FIFA menilai bahwa keberadaan pemain naturalisasi sah-sah saja, asalkan prosesnya mengikuti regulasi resmi yang berlaku.
Pelanggaran dokumen justru dianggap mencederai semangat fair play yang menjadi prinsip utama sepak bola dunia.
Sejumlah analis sepak bola Asia Tenggara menilai sanksi ini berpotensi merusak reputasi Malaysia di kancah internasional.
Pasalnya, selain hukuman administratif, ada kemungkinan dampak lanjutan berupa larangan bermain di kompetisi resmi jika banding FAM ditolak.
Beberapa pihak menilai langkah FIFA sudah tepat karena aturan harus ditegakkan tanpa pandang bulu, termasuk terhadap federasi besar sekalipun.
Situasi ini juga bisa memengaruhi hubungan Malaysia dengan AFC, mengingat kepercayaan antar federasi sangat penting dalam menjaga kelancaran kompetisi regional.***