Perbedaan Inafis dan Forensik

Perbedaan Inafis dan Forensik dalam Identifikasi

Diposting pada
iklan fif batujajar
AspekInafisForensik
Fokus utamaIdentifikasi sidik jari, biometrikAnalisis bukti ilmiah beragam (DNA, darah, zat kimia, digital, dll)
Ruang lingkupUnit khusus di institusi kepolisianDisiplin ilmu multidisipliner dalam sistem peradilan
Tahap keterlibatanBiasanya langkah awal di TKPTerlibat sepanjang proses analisis bukti hingga persidangan
Peran dalam penyidikanMengamankan jejak sidik jari & mencocokkan identitasMenyediakan analisis detail atas berbagai jenis bukti ilmiah
Contoh kasusIdentifikasi korban kecelakaan atau pencocokan sidik jari pelakuAnalisis DNA pada darah, uji racun, pemeriksaan benda dan digital forensik

Dari tabel tersebut terlihat bahwa Inafis merupakan bagian terfokus dari keseluruhan spektrum forensik, khusus pada identifikasi biometrik sidik jari.

Forensik bekerja pada lapisan bukti yang lebih luas dan mendalam, serta melibatkan berbagai disiplin ilmiah agar dapat menjawab problem hukum yang kompleks.

Baca Juga:  Perbedaan Botol Ketemu Tutup dan Tutup Ketemu Botol, Benarkah Berpengaruh dalam Pernikahan?

Sinergi Inafis dan Forensik dalam Proses Penyidikan

Inafis dan berbagai cabang forensik tidak berdiri sendiri dalam penyidikan kasus pidana.

Jejak sidik jari yang ditemukan oleh Inafis bisa menjadi pintu masuk awal ke laboratorium forensik untuk dianalisis lebih lanjut.

Misalnya, sidik jari yang cocok dengan pelaku akan diperkuat oleh hasil DNA, pola luka, atau jejak bahan kimia di TKP sebagai bagian dari bukti gabungan.

Kombinasi antar disiplin forensik tersebut diperlukan agar kesimpulan penyidikan bersifat lebih obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan di pengadilan.

Regulasi terbaru menegaskan bahwa penyidik wajib mendapatkan dukungan teknis ilmiah atau Scientific Crime Investigation, termasuk peran laboratorium forensik dan identifikasi sidik jari.

Baca Juga:  Kepanjangan BB dalam Geografi dan Kegunaannya dalam Membaca Peta

Tantangan dan Kendala Operasional

Dalam pelaksanaan fungsi, Inafis menghadapi hambatan seperti terbatasnya jumlah personel, keterlambatan olah TKP, dan kondisi cuaca yang dapat merusak sidik jari.

Dalam forensik, tantangan muncul dari perlunya fasilitas laboratorium modern, kompetensi ahli forensik, dan prosedur standar yang konsisten serta validasi ilmiah terhadap metode analisis baru.

Sebagai contoh, penelitian kasus di Indonesia menekankan pentingnya penguatan sarana laboratorium agar dapat menuntaskan kasus ketika tidak ada saksi mata.

Terkait sidik jari, identifikasi forensik di Indonesia hingga saat ini umumnya berhenti pada karakteristik level dua seperti letak pola dan titik minutiae, sementara identifikasi level tiga yang mencakup pori-pori serta detail mikro belum dioptimalkan secara maksimal.

Baca Juga:  Lintang Tangis Artinya Apa? Ternyata Kental dengan Weton Rabu Legi

Implikasi bagi Publik dan Reformasi Hukum

Pemahaman publik mengenai perbedaan Inafis dan forensik perlu ditingkatkan agar tidak terjadi pemahaman keliru yang menyederhanakan proses penyidikan.

Bagi pihak kepolisian dan lembaga penegak hukum, komitmen untuk meningkatkan kapasitas teknis dan SDM forensik sangat penting agar proses penyidikan ilmiah berjalan optimal.

Rekomendasi kebijakan meliputi penambahan sarana laboratorium forensik di berbagai daerah, peningkatan pelatihan ahli identifikasi biometrik dan forensik, serta pembaruan regulasi agar mampu mengakomodasi inovasi metode ilmiah baru.

Dengan melihat perbedaan dan sinergi antara Inafis dan forensik, kita dapat memahami bahwa identifikasi ilmiah dalam penyidikan bukanlah sekadar “sidik jari atau DNA saja”.

Setiap metode memiliki peran dan batasnya, dan kekuatan proses penyidikan bergantung pada kolaborasi antar disiplin ilmiah.

Kedepannya, penguatan aspek teknis dan kelembagaan forensik di seluruh Indonesia menjadi kunci agar proses hukum berjalan adil, efektif, dan terpercaya.***