KoranBandung.co.id – Fenomena jarum jam yang saling bertemu setiap 65 menit menandakan adanya gangguan pada akurasi mekanisme waktu.
Dalam sistem kerja jam analog, terdapat prinsip matematis yang menentukan frekuensi pertemuan antara jarum jam dan jarum menit.
Jika frekuensi pertemuan tersebut menyimpang dari perhitungan normal, maka dapat dipastikan terjadi ketidaksesuaian mekanis atau kesalahan sistemik dalam alat penunjuk waktu tersebut.
Jam analog dirancang dengan perhitungan matematis yang presisi, di mana kedua jarum jam akan bertemu dalam interval waktu tertentu berdasarkan sudut putaran masing-masing jarum.
Dalam kondisi normal, kedua jarum akan bertemu setiap 65 5/11 menit atau sekitar 65,45 menit, bukan tepat setiap 65 menit.
Selisih kecil ini mencerminkan akurasi sistem mekanik yang sangat halus.
Namun jika sebuah jam memperlihatkan bahwa kedua jarumnya selalu bertemu tepat setiap 65 menit, maka jam tersebut menunjukkan adanya ketidakakuratan.
Hal ini dapat berarti bahwa mekanisme di dalam jam LEBIH CEPAT atau telah dimodifikasi secara tidak sesuai dengan standar teknis umum.
Fenomena ini bukan sekadar persoalan angka, namun berkaitan langsung dengan kepercayaan publik terhadap keakuratan waktu yang disediakan sebuah jam.
Dalam dunia modern, waktu bukan hanya elemen administratif, tetapi juga komponen penting dalam sistem transportasi, komunikasi, dan manajemen kegiatan.
Ketidakakuratan waktu dapat berdampak besar pada efektivitas dan efisiensi kehidupan masyarakat.
Jika jarum jam hanya bertemu setiap 65 menit, maka dalam kurun waktu 12 jam akan terdapat 11 pertemuan.
Namun, pada jam normal, jumlah pertemuan yang sama juga terjadi dalam periode 12 jam, yaitu 11 kali.
Yang membedakan adalah panjang interval pertemuan tersebut.
Interval yang lebih pendek dari 65 menit akan mengindikasikan bahwa jam berjalan lebih cepat, sedangkan interval lebih panjang dari itu menandakan jam berjalan lambat.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa jam tersebut tidak bisa diandalkan untuk penggunaan yang menuntut ketepatan tinggi, seperti dalam industri penerbangan, perbankan, atau penyiaran.
Masyarakat awam mungkin tidak menyadari perbedaan kecil dalam pertemuan jarum jam.
Namun bagi para teknisi horologi (ilmu pengukuran waktu), perbedaan 0,45 menit per siklus adalah sinyal serius bahwa jam perlu dikalibrasi ulang.
Kalibrasi ulang bisa dilakukan dengan menyesuaikan gear ratio atau membersihkan mekanisme internal dari endapan yang memperlambat gerak jarum.
Selain faktor mekanis, faktor eksternal seperti suhu, kelembapan, atau getaran juga dapat mempengaruhi kinerja jam.
Jam yang diletakkan di ruangan dengan suhu tinggi berpotensi mengalami ekspansi logam pada komponennya, sehingga berdampak pada kecepatan putaran gear dan posisi pertemuan jarum.
Pemilik jam yang menyadari adanya ketidaksesuaian waktu pertemuan antar jarum sebaiknya membawa jam tersebut ke teknisi profesional untuk dilakukan pengecekan menyeluruh.
Penting bagi pengguna jam analog untuk tidak hanya bergantung pada tampilan visual waktu, tetapi juga memahami prinsip dasar kerja jam sebagai bagian dari literasi teknologi.
Karena prinsip pertemuan jarum jam mencerminkan keseimbangan antara matematika dan mekanika, maka ketika keseimbangan itu terganggu, waktu pun menjadi bias.
***