KoranBandung.co.id – Remote TV adalah perangkat penting dalam mengoperasikan televisi yang digunakan hampir setiap hari oleh masyarakat.
Meskipun terlihat sederhana, pemilihan jenis baterai untuk remote TV tidak bisa dianggap remeh.
Beberapa produsen televisi bahkan memberikan peringatan agar tidak menggunakan baterai isi ulang atau rechargeable pada perangkat remote.
Alasan larangan penggunaan baterai cas pada remote TV tidak semata-mata untuk membatasi konsumen, tetapi lebih kepada faktor teknis dan keamanan perangkat.
Baterai isi ulang atau rechargeable biasanya menggunakan teknologi NiMH (Nickel-Metal Hydride) atau Li-ion (Lithium-ion) yang memiliki karakteristik berbeda dengan baterai sekali pakai berbasis alkaline.
Perbedaan paling mencolok terletak pada tegangan nominal yang dihasilkan.
Baterai alkaline umumnya menghasilkan tegangan sebesar 1,5 volt per sel, sedangkan baterai isi ulang NiMH hanya sekitar 1,2 volt per sel.
Meskipun selisihnya hanya 0,3 volt, perbedaan ini dapat memengaruhi kinerja remote TV yang memang dirancang untuk bekerja optimal pada tegangan 1,5 volt.
Remote yang dipasangi baterai isi ulang sering kali lebih cepat melemah sinyalnya, sehingga jarak jangkau infra merah menjadi lebih pendek.
Dalam beberapa kasus, pengguna harus menekan tombol berulang kali karena respons remote menjadi lebih lambat.
Hal ini tentu menurunkan kenyamanan penggunaan televisi sehari-hari.
Selain masalah performa, ada pula aspek keamanan yang menjadi pertimbangan.
Baterai isi ulang memiliki sifat yang berbeda dari baterai sekali pakai dalam hal stabilitas daya.
Saat proses pengisian ulang, baterai rechargeable berpotensi mengalami peningkatan suhu dan tekanan internal.
Jika baterai jenis ini digunakan secara berulang dengan perangkat yang tidak memiliki sistem proteksi khusus, risikonya dapat berupa kebocoran elektrolit hingga kerusakan pada komponen remote.
Kebocoran cairan baterai bisa merusak jalur sirkuit di dalam remote yang biasanya terbuat dari lapisan tembaga tipis.
Kerusakan ini sering kali membuat remote mati total dan sulit diperbaiki, sehingga pengguna terpaksa membeli unit baru.
Beberapa produsen TV juga menganggap penggunaan baterai isi ulang sebagai faktor yang dapat mempercepat keausan komponen pada remote.
Hal ini disebabkan oleh sifat tegangan baterai isi ulang yang cenderung turun drastis setelah melewati siklus tertentu.
Akibatnya, meskipun indikator daya pada baterai isi ulang masih menunjukkan kapasitas, performanya bisa langsung melemah tanpa tanda-tanda.
Baterai alkaline sekali pakai justru memberikan penurunan daya yang lebih stabil dan bertahap.
Dengan karakteristik ini, pengguna bisa memperkirakan kapan harus mengganti baterai sebelum remote benar-benar tidak berfungsi.
Selain itu, ada pula aspek kompatibilitas.
Tidak semua remote TV dirancang untuk menerima tegangan fluktuatif yang dihasilkan oleh baterai isi ulang.
Pada beberapa kasus, sirkuit di dalam remote bisa mengalami error karena sistemnya mendeteksi tegangan yang lebih rendah dari standar operasi.
Beberapa merek televisi bahkan secara tegas menuliskan peringatan di buku manual agar tidak menggunakan baterai isi ulang.
Produsen biasanya merekomendasikan baterai alkaline dari merek tertentu untuk menjaga kualitas performa perangkat.
Meski begitu, bukan berarti semua remote TV tidak bisa menggunakan baterai isi ulang.
Beberapa model modern dengan sistem pengelolaan daya lebih canggih mampu bekerja dengan baik meskipun menggunakan baterai rechargeable.
Namun, tetap saja performanya tidak akan seoptimal bila menggunakan baterai alkaline sesuai anjuran produsen.
Bagi konsumen yang ingin lebih ramah lingkungan, pilihan baterai isi ulang memang lebih hemat dan berkelanjutan.
Namun, untuk perangkat sederhana seperti remote TV, penggunaan baterai sekali pakai masih dianggap paling ideal dari sisi teknis maupun daya tahan.
Langkah paling aman adalah selalu mengikuti rekomendasi produsen televisi yang tercantum pada buku panduan.
Dengan begitu, pengguna bisa meminimalkan risiko kerusakan sekaligus memperpanjang usia pakai remote TV.
Kesadaran ini penting karena meskipun remote TV terkesan kecil dan murah, perannya dalam penggunaan televisi sehari-hari sangat vital.
Jika terjadi kerusakan akibat salah memilih baterai, biaya yang dikeluarkan bisa lebih besar dibandingkan sekadar membeli baterai alkaline baru.***