KoranBandung.co.id – Dugaan keracunan makanan kembali melanda wilayah Kabupaten Bandung Barat hanya dalam rentang dua hari setelah kasus pertama.
Insiden ini terjadi di Kecamatan Cipongkor pada Rabu (24/9/2025) dan melibatkan ratusan siswa yang mengikuti program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Gejala keracunan mulai dirasakan setelah para siswa menyantap makanan dari program tersebut di sekolah masing-masing.
Jumlah korban keracunan di Cipongkor dilaporkan terus bertambah dan hingga siang hari mencapai 150 hingga 180 orang.
Para korban berbondong-bondong mendatangi posko penanganan yang dibuka di Gor Kecamatan Cipongkor sebagai titik darurat untuk penanganan cepat.
Ambulans terlihat hilir mudik sejak tengah hari untuk mengevakuasi siswa dari sekolah menuju RSUD Cililin dan fasilitas kesehatan lain di sekitar lokasi.
Informasi yang beredar menyebutkan, kejadian keracunan kali ini berasal dari dapur penyedia makanan berbeda dengan kasus pertama.
Hal ini menjadi perhatian serius mengingat program MBG seharusnya memberikan manfaat gizi bagi siswa, bukan justru menimbulkan risiko kesehatan.
Salah satu sekolah lain yang melaporkan siswanya mengalami gejala keracunan adalah SMKN 1 Cihampelas yang berlokasi di Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas.
Sejumlah siswa di sekolah tersebut dilarikan ke rumah sakit dengan keluhan mual, muntah, hingga pusing setelah menyantap makanan yang disediakan.
Kondisi ini menambah daftar panjang korban yang terdampak dari insiden serupa di wilayah Bandung Barat.
Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat hingga kini masih melakukan investigasi di lapangan.
Petugas mengumpulkan sampel makanan serta melakukan wawancara dengan korban untuk memastikan penyebab utama kejadian ini.
Dari pantauan hingga sore hari, mobil ambulans masih terlihat lalu-lalang di sekitar Cipongkor dan Cihampelas.
Warga sekitar ikut bergotong royong membantu proses evakuasi, menunjukkan kepedulian tinggi terhadap para siswa.
Hingga berita ini ditulis, pihak Dinas Kesehatan belum memberikan keterangan resmi terkait jumlah pasti korban dan hasil investigasi awal.
Namun demikian, masyarakat berharap agar penyelidikan segera selesai dan memberikan jawaban yang menenangkan.
Kasus berulang ini menjadi pengingat betapa pentingnya keamanan pangan, terutama untuk program besar yang melibatkan ribuan anak sekolah.
Bandung Barat kini tengah berduka dan menanti kepastian dari pihak berwenang agar kejadian serupa tidak lagi terulang.***