KoranBandung.co.id – Kerusuhan antar suporter bola kembali terjadi di Yogyakarta setelah laga PSIM melawan Persib Bandung di Stadion Sultan Agung, Bantul, pada Minggu (24/8).
Peristiwa itu memunculkan kericuhan di sejumlah titik kota hingga membuat aparat kepolisian harus turun tangan untuk mengendalikan situasi.
Polresta Yogyakarta telah memberikan penjelasan resmi mengenai kronologi kericuhan yang bermula dari sebuah insiden kecil di kawasan Pingit.
Menurut kepolisian, gesekan awal terjadi pada Minggu malam, sekitar pukul 21.00 WIB, usai pertandingan Super League (Liga 1) berakhir.
Insiden bermula ketika sebuah bus rombongan suporter Persib dikabarkan menyerempet salah satu pendukung PSIM di kawasan Pingit.
Korban yang mengalami luka segera mendapatkan pertolongan medis dengan dibawa ke rumah sakit terdekat.
Aparat menyebut pihak suporter tamu dari Bandung juga sudah memberikan bantuan kepada korban berupa santunan senilai Rp 2,5 juta.
Kesepakatan damai bahkan sempat tercapai setelah kedua belah pihak berkomunikasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut secara kekeluargaan.
Namun, kabar lain (hoax) mengenai serempetan ini terlanjur menyebar luas di kalangan pendukung PSIM.
Situasi yang semula terkendali berubah panas ketika kelompok suporter PSIM melakukan pencarian terhadap rombongan Persib di sejumlah titik kota.
Aksi ini akhirnya berujung pada kericuhan di kawasan Tempat Parkir Khusus Ngabean.
Sejumlah bus dan minibus yang ditumpangi suporter Persib mengalami kerusakan akibat amukan massa.
Polisi menegaskan bahwa kendaraan yang dirusak di Ngabean bukanlah bus yang terlibat dalam insiden serempetan di kawasan Pingit.
Meski demikian, massa tetap meluapkan emosi hingga menimbulkan kerugian materi.
Aparat keamanan kemudian mengevakuasi kendaraan yang rusak ke Markas Brimob di Baciro untuk menghindari potensi kerusuhan susulan.
Sementara itu, sebanyak lebih dari 190 suporter Persib yang sempat tertahan di Yogyakarta akhirnya dipulangkan ke Bandung pada Senin pagi.
Langkah ini dilakukan untuk mencegah gesekan lebih lanjut di lapangan maupun di jalanan kota.
Polresta Yogyakarta juga menegaskan bahwa pihaknya tetap berkoordinasi dengan panitia pelaksana pertandingan dan aparat keamanan lainnya untuk mengevaluasi kejadian ini.
Kerusuhan ini menunjukkan bahwa potensi gesekan antarsuporter masih sangat rentan terjadi meskipun mekanisme pengamanan sudah disiapkan.***