KoranBandung.co.id – Pencarian seekor macan tutul jantan yang kabur dari kandang karantina Lembang Park & Zoo (LPZ), Kabupaten Bandung Barat, masih terus dilakukan hingga Selasa (2/9/2025) sore.
Satwa liar ini diketahui meloloskan diri sejak Kamis pagi (28/8/2025) sekitar pukul 05.30 WIB dari kandang karantina yang dikelola Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat.
Hingga hari kelima, keberadaan macan tutul tersebut belum terdeteksi meski upaya penyisiran darat dan udara sudah dilakukan oleh tim gabungan.
Upaya pencarian melibatkan sejumlah pihak, termasuk BBKSDA Jabar, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, serta tim khusus dari Taman Nasional Ujung Kulon.
Kehadiran tim tambahan dari Ujung Kulon memperkuat pencarian dengan penggunaan tiga unit drone, termasuk thermal drone yang mampu mendeteksi panas tubuh satwa di area yang sulit dijangkau.
BBKSDA Jabar menyampaikan melalui akun Instagram resminya bahwa dukungan lintas pihak ini menjadi bukti nyata kesungguhan dalam menjaga keselamatan masyarakat sekitar serta satwa yang masih dilindungi tersebut.
Penyisiran dilakukan secara intensif pada malam hari karena macan tutul dikenal sebagai satwa nokturnal dengan aktivitas lebih tinggi pada waktu gelap.
Penggunaan thermal drone diharapkan mampu mendeteksi pergerakan macan tutul meski berada di balik pepohonan rapat maupun di wilayah perbukitan.
Seorang petugas lapangan menjelaskan bahwa pencarian difokuskan di radius beberapa kilometer dari lokasi kandang karantina, dengan mempertimbangkan pola jelajah alami macan tutul di habitat liar.
Macan tutul (Panthera pardus) dikenal memiliki daya jelajah luas dan kemampuan beradaptasi yang tinggi sehingga tidak mudah dilacak hanya dengan metode konvensional.
Selain itu, satwa ini mampu bertahan hidup tanpa makanan selama satu hingga dua minggu, menjadikannya relatif lebih sulit diprediksi pergerakannya karena tidak bergantung pada sumber makanan dalam waktu singkat.
Kemampuan bertahan hidup tersebut disebabkan oleh metabolisme efisien serta perilaku berburu yang fleksibel di alam liar.
Di sisi lain, masyarakat sekitar kawasan Lembang diimbau untuk tetap tenang namun waspada, terutama ketika beraktivitas di area terbuka yang berdekatan dengan hutan.
Pihak BBKSDA Jabar juga mengingatkan agar warga segera melapor jika melihat tanda-tanda keberadaan satwa tersebut, seperti jejak kaki, suara khas, atau ternak yang hilang secara misterius.
Hingga Selasa sore, laporan masyarakat yang masuk masih diverifikasi oleh tim lapangan dan belum ada yang mengarah secara pasti pada lokasi macan tutul kabur.
Petugas menyebut pencarian akan terus dilakukan tanpa batas waktu sampai satwa tersebut berhasil ditemukan atau situasi dinyatakan aman.
Selain demi keselamatan warga, penangkapan kembali macan tutul juga penting untuk menjamin kelestarian satwa yang masuk dalam kategori dilindungi ini.
Jika dibiarkan terlalu lama di luar pengawasan, ada potensi konflik antara manusia dan satwa yang berisiko merugikan kedua belah pihak.
Lembang Park & Zoo bersama BBKSDA Jabar kini juga tengah mengevaluasi sistem keamanan kandang karantina untuk memastikan peristiwa serupa tidak terulang di kemudian hari.
Evaluasi mencakup aspek teknis kandang, prosedur pengawasan, hingga kesiapsiagaan petugas dalam menghadapi kemungkinan satwa meloloskan diri.
Para pemerhati satwa menilai bahwa insiden ini menjadi pelajaran penting mengenai pentingnya standar keamanan tinggi dalam fasilitas penangkaran maupun karantina satwa liar.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi lapangan masih dipantau ketat, dan tim gabungan terus berjaga di sejumlah titik strategis.
Harapan besar tetap tertuju pada upaya pencarian agar macan tutul dapat segera ditemukan dalam kondisi selamat tanpa menimbulkan korban baik dari masyarakat maupun satwa itu sendiri.
Keberhasilan operasi ini akan menjadi bukti nyata komitmen semua pihak dalam menjaga keseimbangan antara keselamatan publik dan konservasi satwa liar.***