Berniat Transfer dari PayPal ke OVO Kini Bermasalah dan Tidak Lagi Direkomendasikan

Berniat Transfer dari PayPal ke OVO? Kini Bermasalah dan Tidak Lagi Direkomendasikan

Diposting pada
iklan fif batujajar

KoranBandung.co.id – Layanan transfer dana dari PayPal ke OVO yang selama ini menjadi alternatif praktis bagi pengguna digital di Indonesia kini menghadapi kendala serius.

Sejak 19 Agustus 2025, proses pencairan dana dari PayPal ke OVO tidak berjalan sesuai estimasi yang seharusnya.

Tim KoranBandung.co.id yang sudah rutin melakukan penarikan saldo PayPal melalui OVO sejak 2022 merasakan langsung permasalahan ini.

Hingga 27 Agustus 2025, dana hasil transfer tidak juga masuk ke akun OVO, meski estimasi awal hanya memerlukan waktu singkatm yakni sekitar 1-3 hari kerja.

Setelah menghubungi layanan pelanggan OVO dan menyampaikan bukti transfer, pihak penyedia e-wallet tersebut hanya menyarankan untuk menunggu proses investigasi.

Mereka memberikan estimasi tambahan selama 1–3 hari kerja sejak laporan resmi masuk pada 26 Agustus 2025.

Namun, temuan berbeda muncul saat pihak PayPal turut dihubungi terkait kendala tersebut.

Dari komunikasi dengan layanan pelanggan PayPal, diketahui bahwa perusahaan asal Amerika Serikat itu sudah tidak lagi merekomendasikan transfer dana ke e-wallet maupun bank digital tertentu.

PayPal menegaskan bahwa proses transfer ke rekening virtual, termasuk OVO, berisiko tinggi mengalami gangguan hingga keterlambatan (karena penolakan dari pihak bank).

Baca Juga:  Singgung Lahan Nganggur, Menteri ATR Nusron Wahid Sebut "Emang Mbahmu Bisa Bikin Tanah?"

Selain OVO, produk digital banking lain seperti Blu BCA dan BCA Digital juga disebut tidak mendukung penarikan saldo PayPal.

Sebagai langkah pencegahan, pihak PayPal bahkan secara otomatis menghapus rekening OVO yang terhubung dengan akun tim KoranBandung.co.id.

Keputusan ini dilakukan agar pengguna tidak lagi mengandalkan jalur transfer yang berpotensi gagal.

PayPal sendiri masih berusaha melacak dana yang tertunda dan memastikan tidak terjadi kehilangan permanen.

Mereka meminta waktu tambahan hingga 30 Agustus 2025 untuk melakukan tindak lanjut jika dana belum juga masuk ke rekening penerima.

Sebelumnya, pengalaman serupa juga pernah terjadi pada 2024 ketika penarikan saldo PayPal menuju Gopay gagal diproses.

Saat itu, proses kegagalan tidak berlangsung lama, meski tetap menyisakan potongan biaya transaksi yang merugikan pengguna.

Kasus tersebut membuat PayPal juga menghapus akun Gopay dari daftar rekening tujuan yang terhubung.

Kebijakan ini menunjukkan bahwa PayPal semakin memperketat sistem pencairan dana untuk meminimalisasi risiko yang ditimbulkan dari penggunaan rekening non-bank.

Bagi pengguna di Indonesia, PayPal memberikan beberapa ketentuan penting agar penarikan dana bisa berjalan lancar.

Pertama, nama rekening bank yang didaftarkan harus sama persis dengan nama yang tercantum pada akun PayPal.

Baca Juga:  Berapa Gaji MGB (Makan Bergizi Gratis) Bagian Sopir di Bandung Barat?

Kedua, hanya rekening dengan mata uang Rupiah (IDR) yang dapat menerima penarikan, sehingga rekening dengan multi-currency tidak bisa digunakan.

Ketiga, pengguna BNI yang rekeningnya masih mencantumkan awalan seperti “Sdr/Sdri/Bpk/Ibu” wajib melakukan penyesuaian terlebih dahulu dengan pihak bank.

Keempat, rekening virtual dari penyedia e-wallet seperti OVO, Dana, atau Shopeepay tidak lagi diperkenankan untuk terhubung ke PayPal.

Kelima, rekening digital tertentu seperti Bank Jago Syariah dan Blu BCA serta BCA Digital juga tidak didukung karena sistem transfer tidak kompatibel dengan PayPal.

Kebijakan ini tentu menjadi perhatian besar bagi pekerja freelance, pelaku bisnis online, maupun kreator digital di Indonesia yang selama ini mengandalkan e-wallet untuk pencairan dana PayPal.

Praktis, opsi pencairan kini semakin terbatas hanya pada bank konvensional yang sesuai dengan syarat resmi PayPal.

Kondisi ini sekaligus menjadi peringatan bagi pengguna agar lebih berhati-hati memilih metode transfer internasional.

Kemudahan bukan berarti tanpa risiko, terutama jika pihak penyedia layanan sudah menegaskan bahwa opsi tertentu tidak lagi didukung.

Dengan kasus yang menimpa OVO ini, masyarakat perlu mempertimbangkan kembali jalur pencairan yang lebih aman agar terhindar dari kerugian finansial.

Baca Juga:  Perbedaan Online Update dan Offline Update pada Software

Langkah paling bijak adalah selalu mengikuti panduan resmi PayPal dan hanya menggunakan rekening bank yang sudah diverifikasi.

Hanya dengan cara ini, pengguna bisa memastikan dana masuk tepat waktu dan meminimalkan kemungkinan dana tertahan.

Masalah ini sekaligus menegaskan pentingnya regulasi yang jelas serta edukasi finansial digital bagi masyarakat pengguna layanan lintas negara.

Jika tidak, kasus serupa akan terus berulang dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi banyak pihak.

Bagi pengguna PayPal di Indonesia, peristiwa ini menjadi momentum untuk lebih selektif dalam mengelola jalur transaksi digital.

Dengan begitu, potensi kerugian akibat kesalahan teknis atau kebijakan layanan dapat dihindari.–*–